Kejadian Kurang Energi Protein Pada Balita

Kurang Energi Protein (KEP) adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan atau kalori, serta sering disertai dengan kekurangan zat gizi lain. KEP adalah manifestasi dari kurangnya asupan  protein dan energi, dalam makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), dan biasanya juga diserta adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya.

Klasifikasi KEP
Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes dalam Pemantauan Status Gizi (PSG) anak balita tahun 1999 menggunakan baku rujukan WHO-NCHS. Berdasarkan baku Harvard status gizi kurang atau sering disebut KEP dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu :

 
a.    Ringan
       Bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada warna kuning di atas garis merah   
       atau BB/U 70%-80% baku median WHO-NCHS dan/atau berat badan menurut tinggi badan 
      (BB/TB) 80-90% baku median WHO-NCHS.
b.    Sedang 
       Bila hasil penimbangan berat badan pada KMS berada dibawah garis merah (BGM) atau BB/U 
       60%-70% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB 70-80% baku median WHO-NCHS.
c.    Berat
       Bila hasil penimbangan BB/U 60% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB <70% baku 
       median WHO-NCHS, pada KMS tidak ada garis pemisah KEP berat dan KEP sedang 

Tanda dan Gejala KEP
Gejala klinis kekurangan gizi berbeda-beda tergantung dari derajat dan lamanya deplesi protein dan energi, umur penderita, modifikasi disebabkan oleh adanya kekurangan vitamin dan mineral yang menyertainya. Pada gizi kurang ditemukan hanya pertumbuhan yang kurang seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat. Penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak dari 9 bulan sampai dengan 2 tahun, akan tetapi dapat dijumpai pula pada anak yang lebih besar.
a.    Pertumbuhan yang terganggu 
b.    Pertumbuhan linier mengurang atau terhenti
c.    Kenaikan berat badan berkurang, terhenti dan adakalanya beratnya bahkan menurun.
d.    Ukuran lingkar lengan menurun
e.    Maturasi tulang terlambat
f.    Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun
g.    Tebal lipat kulit normal atau mengurang
Upaya Pencegahan (yang harus dilakukan di rumah)
  1. Ibu membawa anak untuk ditimbang di posyandu secara teratur setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan berat badannnya
  2. Ibu memberikan hanya ASI kepada bayi usia 0 - 6 bulan
  3. Ibu tetap memberikan ASI kepada anak sampai usia 2 tahun/ibu memberikan MP-ASI sesuai usia dan kondisi kesehatan anak sesuai anjuran pemberian makanan
  4. Ibu memberikan makanan beraneka ragam bagi anggota keluarga lainnya
  5. Ibu segera memberitahukan pada petugas kesehatan/kader bila balita mengalami sakit atau gangguan pertumbuhan
  6. Ibu menerapkan nasehat yang dianjurkan petugas
Dampak dari kekurangan gizi
Penundaan pemberian perhatian pemeliharaan gizi yang tepat terhadap anak-anak akan menurunkan nilai potensi sebagai sumber daya pembangunan masyarakat, dan ekonomi nasional. Anak-anak memerlukan penanganan serius terutama jaminan ketersediaan zat-zat gizi sedini mungkin. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya adalah:
  1. Kekurangan gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan anak-anak. Hal ini berarti berkurangnya kwantitas sumber daya manusia di masa yang akan datang.
  2. Kekurangan gizi berakibat meningkatkan angka kesakitan dan menurunnya produktifitas kerja manusia. Hal ini berarti akan menambah beban pemerintah untuk meningkatkan fasilitas kesehatan.
  3. Kekurangan gizi berakibat menurunnya kecerdasan anak-anak. Hal ini berarti menurunnya kwalitas kecerdasan manusia muda yang pandai yang dibutuhkan dalam pembangunan bangsa.
  4. Kurangnya gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk bekerja yang berarti menurunnya prestasi dan produktivitas

Tidak ada komentar: